Atomic Absorbtion Spectrometry atau yang lebih
familiar kita kenal dengan istilah Spektofotometer Serapan Atom merupakan suatu
metode analisis untuk menentukan unsur-unsur logam dan metaloid berdasarkan pada
tingkat penyerapan (absorbsi) radiasi oleh atom-atom bebas unsur tersebut.
Sekitar 67 unsur telah dapat ditentukan dengan cara AAS. Lantas apa saja
keunggulan dari AAS ini?? Berikut saya sebutkan sebutkan secara umum kelebihan
AAS:
- Bersifat spesifik
- Batas (limit) deteksi rendah
- Dari suatu larutan yang sama, beberapa unsur yang berlainan dapat diukur
- Pengukuran dapat langsung dilakukan terhadap larutan contoh, jadi berbeda dengan kalorimeter (yang membutuhkan pembentukan senyawa berwarna)
- Dapat diaplikasikan terhadap banyak jenis unsur dalam banyak jenis contoh
- Rentang konsentrasi yang dapat ditentukan amat luas, dari %, ppm, bahkan ppb (part per billion).
- AAS yang menggunakan cara elektrotermal mempunyai kepekaan yang jauh lebih tinggi dari AAS yang menggunakan cara nyala.
E1 dan E2 = energi sebelum dan sesudah
transmisi
h = tetapan Planck
v = frekuensi
c = kecepatan cahaya
l
= panjang gelombang
Inilah yang menyebabkan metode AAS menjadi sangat
spesifik dan hampir bebas gangguan. Meskipun demikian, untuk menjamin hasil
analisa yang akurat dan presisi maka faktor kritis dalam trace analysis harus kita upayakan seminimal mungkin, dengan
langkah:
- Mengupayakan lingkungan kerja yang bersih dari debu, terpisah dari lingkungan analisis makro, dilengkapi dengan pengendalian udara di laboratorium
- Menggunakan peralatan analisis yang terpisah
- Menggunakan reagen-reagen dengan kemurnian tinggi
- Menggunakan wadah/ alat dengan material yang tidak menghasilkan kontaminasi atau adsorbsi
Lantas
bagaimana sistem kerja dalam pembentukan atom dalam AAS??
Suatu
senyawa logam yang dipanaskan akan membentuk atom logam pada suhu kira-kira
1700C atau lebih, dan untuk menghasilkan kondisi tersebut flame AAS yang umum
digunakan diantaranya adalah asetilen (suhu nyala 1900 – 2200C), Nitrous
oksida-Asetilen ( suhu nyala 2700 – 3000C), udara propan (suhu nyala 1700 –
1900C).
Pada
dasarnya ada 4 cara yang digunakan dalam mekanisme pembentukan atom ini yaitu:
(1) dengan menggunakan nyala campuran gas (flame – AAS), (2) melalui
pembentukan senyawa hidrida diikuti pemanasan, (3) Dengan tanpa nyala untuk
analisa merkuri, dan (4) menggunakan pemanasan oleh listrik (graphite furnace
AAS).
Analisa
AAS dapat dilakukan apabila contoh yang dianalisa berbentuk larutan. Preparasi
sampel dilakukan dengan cara didestruksi terlebih dahulu dengan ragen
pengoksidasi untuk menghasilkan senyawa anorganik. Proses destruksi sendiri
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu destruksi basah dan destruksi kering. Untuk
destruksi basah dapat dilakukan dengan pengoksidasi seperti H2SO4,
HNO3, HCLO4, atau H2O2. Keuntungan
oksidasi basah ini adalah dapat digunakan untuk analisa unsur yang mudah
hilang/menguap dalam proses oksidasi kering seperti Hg, Sb, As, SE, Sn, Pb, Cd
dan Zn. Sedangkan proses destruksi kering, biasanya dilakukan dengan tanur pada
suhu 550C hingga diperoleh abu anorganik.
Bagaimana
intepretasi dalam analisa AAS??
Untuk
analisa AAS sendiri, kita harus menyiapkan beberapa sampel dengan beberapa
konsentrasi untuk diketahui kurva standarnya. Konsentrasi yang digunakan dalam
AAS, biasanya dibuat dalam ppb (1/1000 x ppm). Sampel kemudian ditempatkan
dalam wadah sampel, dan secara otomatis akan diketahui adsorbansi pada
konsentrasi yang diuji. Alat ASS sendiri sudah dilengkapi dengan software
pemghitung regresi linier dan langsung menghitung konsentrasi sampel uji. Namun
pada kali ini kita akan mendemonstrasikan cara penetapan kadar logam yang kita
uji.
Sebagai
contoh :
Persamaan
yang diperoleh pada kurva standar yaitu y = 0,0496x + 0,0038
Absorbansi
sempel yang diperoleh misal 0,01, maka
0,01
= 0,0496x + 0,0038
X
= 0,125 ppb (part per billion)
X adalah konsentrasi dari unsur yang kita
analisa. Namun jika kita melakukan pengenceran sempel uji, maka hasil tersebut
harus kita kalikan dengan pengenceran yang kita gunakan.
Untuk
menghitung kadar unsur pada sampel, maka x/ berat sampel.
Sekian
semoga bermanfaat.
Panji
Damar, S.TP (Pengajar SMKN 1 Tmg dan Akademi Komunitas Tmg), cp : info@panjidamar.net
0 komentar:
Posting Komentar